Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 Maret 2011

Lagu ini untukmu

Adalah ini kisah nyata yang terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee  USA.  Seorang ibu muda, Karen namanya yang sedang mengandung bayinya yang kedua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya.

Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.

Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!

Ma, … aku mau nyanyi buat adik kecil Ibunya kurang tanggap.
Ma, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Ma, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta

Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.

Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster tak mau tahu; ini peraturan!
Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.

Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "…You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ""Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.

You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus Michael! teruskan sayang! … bisik ibunya … The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur … I’ll always love you and make you happy, if you will only stay the same … Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.

Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai … lalu tertidur lelap.

Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.

Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat cinta dari Sang Maha yang luar biasa, sungguh amat  luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.

Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Sang  Maha yang menolongnya dan berkehendak. Dari mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you". Dan ternyata Cinta dari Tuhan membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil "Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.

Note:
Kadang hal-hal yang menentukan, dalam diri orang lain, datang dari seseorang yang kita anggap lemah, ia hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan.

Banjir Bandang Menggulung Pidie, Aceh Longsor mengakibatkan lima desa terisolasi, jumlah korban tewas belum bisa dipastikan.

VIVAnews - Delapan orang dinyatakan hilang akibat banjir bandang di Kecamatan Tangse kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Lima desa porak-poranda dan terisolir.

Wakil Bupati Pidie, Nazir Adam menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada Kamis malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Sebelumnya, hujan deras mengguyur kawasan pegunungan.  "Jumlah korban tercatat 8 orang hilang, bisa jadi bertambah, lokasi masih sulit diakses," katanya, Jumat 11 Maret 2011.

Banjir bandang itu menyapu rumah penduduk. Kayu-kayu log menghantam rumah warga, dan fasilitas di lima desa, yaitu yaitu Layan, Peunalom Sa, Peunalom Dua, Pucok Sa, Blang Dalam, dan Blang Me.

Hingga kini jumlah korban tewas belum bisa diketahui. Para korban yang terluka dan selamat kini dirawat di Puskesmas Tangse, dan ada juga yang dilarikan ke Rumah Sakit Umum daerah Pidie.

Selain merusak rumah penduduk, banjir bandang itu juga menghantam sejumlah jembatan di Tangse. Banjir juga menyebabkan longsor di beberapa tempat menuju kawasan itu. Warga kini mengungsi ke sejumlah desa tetangga yang tak terkena bencana itu.

"Kita masih berupaya membuka keterisoliran wilayah itu, komunikasi masih sulit, sinyal telepon susah," sebutnya.

Tangse adalah wilayah pegunungan di perbatasan Pidie dan Aceh Jaya. Dari kota Sigli, ibukota Kabupaten Pidie, Tangse dapat ditempuh tiga jam perjalanan. Penebangan hutan liar, dan penambangan emas di kawasan Geumpang Pidie, disinyalir merupakan penyebab banjir bandang.   

Laporan Muhammad Riza | Aceh

• VIVAnews

Banjir Bandang Pidie Lebih Parah dari Wasior Sedikitnya, ditemukan 13 korban tewas. Puluhan lainnya hilang terkubur lumpur. Jum'at, 11 Maret 2011, 13:51

Banjir bandang di Wasior, Papua (AP Photo/Abdul Muin)
VIVAnews - Sedikitnya 13 orang tewas setelah banjir bandang menghantam Kecamatan Tangse Pidie, Aceh. Hingga kini, warga terus bergotong-royong mencari korban yang masih hilang.

Mulyadi aktivis lingkungan dari LSM Tangse Ceudah yang berada di lokasi menyebutkan lebih dari 100 rumah rusak, empat jembatan putus, dan jalan sepanjang lima kilometer rusak parah. Selain 13 jenazah yang telah ditemukan, diperkirakan masih ada puluhan orang tertimbun lumpur dan kayu gelondongan.

"Ini lebih parah dari Wasior (Papua). Kayu-kayu gelondongan menutupi jalan dan menghantam rumah. Warga berharap cepat mendapatkan bantuan," katanya saat dihubungi, Jumat, 11 Maret 2011.
Banjir bandang melanda Pidie Kamis malam, 10 Maret 2011 sekitar pukul 20.00 WIB.

Menurut Mulyadi, saat ini warga masih menyisir kawasan terparah, untuk mencari para korban. Mayat banyak ditemukan di balik tumpukan kayu yang dihanyutkan air banjir. "Kawasan terparah itu di Desa Peunalom I, Peunalom II, Layan, dan sebagian Pulo Baro, serta Blang Dalam," jelas Mulyadi.

Saat ini, kata Mulyadi, warga sangat membutuhkan bantuan berupa pakaian, selimut, makanan, dan obat-obatan. Apalagi, sejumlah puskesmas di kecamatan itu rusak total.

Wakil Bupati Pidie, Nazir Adam, menyatakan pihaknya berusaha mengirimkan bantuan secepatnya. Kata Nazir, selain transportasi, komunikasi ke kawasan itu juga terputus.

Nazir memperkirakan kerugian akibat bencana ini mencapai miliaran rupiah. Dia berharap Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat segera membantu menanggani bencana tersebut. "Kami tidak mampu menangani seluruhnya," kata dia.

Kawasan Hutan Tangse masuk dalam kawasan konservasi Ulu Masen. Aksi pembalakan liar diduga menjadi penyebab banjir bandang dahsyat ini. (Laporan Muhammad Riza, Aceh | kd)
• VIVAnews

Terima Kasih Ayah, terimakasih Mom

ak ada kata yang pantas aku ucap kepadamu ayah. Mungkin engkau bukanlah orang terdekatku. Engkau juga bukan orang yang selalu ada disampingku, saat aku bahagia, kecewa bahkan saat aku bersedih hingga meneteskan air mata.

Saat anak-anak lain pergi sekolah dengan ayahnya yang juga pergi bekerja, kita tidak pernah melakukanya karena kau yang harus berangkat lebih dulu saat matahari belum menampakan cahayanya. Saat anak-anak lain menunggu kepulangan ayahnya untuk bermain bersama, tidak dengan aku yang selalu terlelap saat menunggu kepulanganmu yang begitu larut. Andai dapat ku beli waktu kerjamu kala itu, aku rela membayarnya dengan uang jajanku untuk bisa bermain bersamamu. 

Kita mungkin bukan pasangan yang baik. Kau sibuk dengan urusanmu, sedangkan aku bermain dengan semua khayalanku.

Saat aku mulai tumbuh besar, kita mulai punya waktu untuk bersama. Tapi bukan untuk bermain melainkan melakukan pekerjaan yang tidak aku inginkan. Seolah kau menindasku, aku jadi tidak suka denganmu. Aku membenci semua tentangmu. Kau marahi aku jika melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan maumu. Kau buat aku merasa lemah dengan ucapan-ucapan kasarmu. Ingin rasanya kau segera tiada dari duniaku, mengakhiri semua penderitaan dalam kehidupanku.

Pernah sekali aku menyalahkanmu atas apa yang terjadi dalam hidupku. Kusadari kau menangis saat ku terbangun sejenak dari tidur lelapku. Lama setelah itu, kupandangi wajahmu saat tertidur lelap, terbayang kerja keras yang kau lakukan untuk membesarkanku. Terbayang letih yang tersimpan dalam dirimu atas kerja keras yang kau lakukan untuk memenuhi kebutuhanku. Seakan tak tahu apa jadinya diri ini jika tanpa kehadiranmu. Tak ingin rasanya kehilanganmu dari sisiku.  

Kini aku telah dewasa. Tumbuh menjadi seorang pemuda mandiri yang juga tidak dapat melupakan kasih sayang keluarganya. Kau ajarkan aku menjadi seorang yang siap menjalani kerasnya hidup tanpa melupakan kelembutan hati. Kau ajarkan padaku bagaimana menjadi pribadi yang kuat tanpa melupakan setiap orang punya kelemahan. Kau tanamkan padaku mencapai keberhasilan tanpa melupakan kalau setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan. Kau buat aku berdiri di jalan yang penuh dengan hambatan dan rintangan agarku dapat menaklukan kerasnya kehidupan. Kau jadikan aku sebagai seorang pemimpin yang sanggup memimpin dirinya sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain. Dan yang jauh lebih penting dari itu semua adalah kau membuat aku merasa bangga atas semua yang telah kau lakukan untukku.

Karena itulah, aku selalu berdoa ''semoga Tuhan selalu memberi yang terbaik untukmu''
Untuk setiap detak yang terjadi dalam nadi dan jantungku, hatiku berkata ''Terima Kasih Ayah''